Progres Proposal Matakulliah Kapita Selekta

 

SISTEM MONITORING TEMUAN 5S 3 PILLAR DAN DATA OVERTIME KARYAWAN DI PT.XYZ BERBASIS WEBSITE





oleh :

RENDY RENALDHY

NIM    : 311710266

 

 

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PELITA BANGSA

KABUPATEN BEKASI

2021







1.   PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

       Monitoring merupakan aktivitas internal proyek yangg dirancang untuk mengidentifikasi feedback konstan pada setiap progres dari proyek tersebut termasuk masalah-masalah yang di hadapi dan efisiensi dari implementasi proyek tersebut (Hewitt dalam Muktiali,Mohammad, 2009). Dan temuan 5s 3 Pillar adalah salah satu program yang ada di PT.XYZ apabila melihat sesuatu yang abnormal/tidak seperti biasanya di area pekerjaan dalam hal kebersihan maupun yang berkaitan dengan kualitas produksi. Kemudian Overtime Adalah pekerjaan yang melebihi batasan waktu yang telah di tetapkan tetapi ada tambahan upah sesuai jam yang di jalankan.

       Pada perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini khusus nya dalam bidang komputerisasi sudah berkembang pesat, sehingga peranan komputer sangat membantu dalam menyelesaikan berbagai bidang pekerjaan contohnya dapat mengefisiensi waktu dan hemat biaya dan sehingga memberikan hasil yang memuaskan.

       Di PT.XYZ saat ini di salah satu bagian atau Department sedang di terapkan sistem kontribusi karyawan terhadap peduli area pekerjaan nya dan perhitungan overtime yang di lakukan secara manual dan hal ini sering terjadi kesalahan input data overtime maupun suatu kontribusi pada area kerja.

       Oleh karena itu, perlu adanya media sebagai jembatan informasi. Jembatan informasi ini adalah Sistem Monitoring Temuan 5S 3 Pillar dan overtime Karyawan. Saat ini konsep Monitoring sudah banyak di gunakan di beberapa perusahaan lain. Dengan teknologi informasi ini selain dapat mengefisiensi waktu juga dapat meningkatkan kualitas informasi antara Atasan(Leader Up) dengan karyawan atau member nya. Dan sistem informasi Monitoring ini berguna juga untuk mengetahui siapa saja karyawan yang sering berkontribusi terhadap area kerja nya dan selalu menginput data overtime yang di lakukan nya.

 

1.2     Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang di atas maka didapatkan Rumusan masalah sebagai berikut :

Permasalahan ini dapat di selesaikan dengan membangun sebuah sistem yang secara otomatis dapat melihat siapa saja karayawan yang berkontribusi terhadap area kerja nya dan siapa saja yang tidak , kemudian siapa saja karyawan yang tidak melakukan pengisisan data overtime.

 

1.3   Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah maka timbul beberapa pertanyaan untuk membatasi penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1       Bagaimana alur sistem ini dapat mengelola kegiatan temuan 5S 3 Pillar dan overtime ?

1.3.2       Bagaiamana cara karyawan untuk menjalankan sistem ini ?

 

1.4   Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini adalah:

1.4.1   Sistem yang akan di buat dalam penelitian ini adalah hanya tertuju pada monitoring kegiatan temuan 5S 3 Piillar dan data Overtime saja yang sudah berjalan di department produksi  yang ada  di PT.XYZ

 

1.5   Tujuan Penelitian

Tujuan  dari penelitian ini adalah:

1.5.1    Mengetahui kontribusi karyawan terkait aktivitas temuan 5S 3 Piillar yang berada di area kerja masing-masing

1.5.2 Mengetahui karyawan yang menginput data overtime masing-masing untuk meminimalisir kesalahan Output saat akhir bulan.

1.6   Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1.6.1  Mengefisiensi waktu dalam kegiatan Temuan 5S 3 Pillar dan overtime agar tidak menggangu kegiatan lain saat di area kerja

1.6.2    Memberikan informasi mengenai kontribusi karyawan terhadap aktivitas temuan 5S 3 Pillar dan meminimalisir informasi tentang data overtime karyawan.

1.6.3    Sebagai pustaka dalam penelitian selanjutnya, dalam pengembangan sistem monitoring karyawan.

1.6.4  Sebagai meningkatkan pemanfaatan teknologi modern untuk di terapkan di aktivitas pekerjaan agar dapat memeinimalisir waktu kegiatan.

  

2.   Tinjauan Pustaka

2.1  Pengertian Sistem

“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang salingberhubungan, berkumpul bersamasama untuk melakukan kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.” (Jogiyanto dalam Winarti, Dwi,Tanpa Tahun).

 

2.2  Pengertian Monitoring dan Evaluasi

Monitoring merupakan aktivitas internal proyek yang dirancang untuk mengidentifikasi feedback konstan pada setiap progres dari proyek tersebut, termasuk masalah-masalah yang dihadapi dan efisiensi dari implementasi proyek tersebut (Hewitt dalam Muktiali, Mohammad, 2009).

Sementara itu evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan dan pengungkapan masalah kinerja program/kegiatan untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas kinerja program/kegiatan. Evaluasi pada dasarnya akan bermanfaat dalam merancang proyek-proyek yang lebih baik di masa depan. Hal ini terkait dengan manfaat evaluasi itu sendiri yang mampu mengidentifikasi dampak dari sebuah proyek, sehingga dampak negatifnya dapat direduksi bahkan dihilangkan (Hewitt dalam Muktiali, Mohammad, 2009). Tidak adanya sistem evaluasi yang efektif pada sebuah proyek dapat mengakibatkan dampak negatif dari proyek tersebut akan semakin meningkat karena tidak mampu menghasilkan keuntungan yang diharapkan (Hewitt dalam Muktiali, Mohammad,2009).

 

2.3  Pengertian Temuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata temuan adalah hasil memikirkan dan melakukan percobaan. Arti lainnya dari temuan adalah unsur kebudayaan baru yang diperoleh berdasarkan eksperimen.

Temuan memiliki 2 arti. Temuan berasal dari kata dasar temu. Temuan adalah sebuah homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda.

Temuan memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga temuan dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.

Maka dari itu yang di maksud dari Temuan 5S adalah semisal seseorang menemukan benda-benda yang tidak tertata dan di lakukana nya pembaruan agar benda-benda tersebut di tempat kan di tempat yang sudah di tata atau di identitaskan.

 

 

2.4  Pengertian 5S

5S adalah singkatan dari (seiri, seiton,seiso,seiketsu,shitsuke) dan 5S adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang berasal dari Jepang yang digunakan oleh manajemen dalam usaha memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Penerapan 5S umumnya diberlakukan bersamaan dengan penerapan kaizen agar dapat mendorong efektivitas pelaksanaan 5S. Di Indonesia metode ini dikenal dengan istilah 5R, sedangkan di Amerika dan Eropa dikenal dengan 5C. (Masaaki Imai. 1998).

 

2.5  Pengertian 3 Pilar

Pilar yang pertama adalah achievement orientation. Dulu, seorang sosiolog terkemuka bernama David McLelland pernah menulis : salah satu faktor yang membuat sebuah komunitas/masyarakat lebih unggul dibanding yang lainnya, adalah lantaran mereka dipenuhi dengan individu yang punya high need for achievement (atau sering disebut sebagai NAch = need for achievement). Disini, need for achievement merujuk pada gairah untuk melakoni kerja yang sebaik-baiknya demi terengkuhnya hasil karya yang juga layak dibanggakan. Ketika tugas dan tantangan membentang didepan kita, yang kemudian muncul adalah sebuah niat tulus untuk mentransformasi rangkaian tantangan dan tugas itu menjadi sebuah prestasi kerja yang adiluhung.

Pilar yang kedua adalah ini : sebuah ikhtiar untuk terus belajar mengembangkan kompetensi diri. Sebuah tekad yang dibalut oleh semangat untuk mempraktekkan prinsip lifetime learning (belajar sepanjang hidup). Bagi mereka selalu akan ada celah dan ruang untuk terus memekarkan potensi dan kapasitas diri. Selalu akan ada jalan untuk merekahkan pengetahuan, membasuh ilmu dan merajut ketrampilan.

Pilar yang ketiga adalah yang paling penting. Dimensi itu adalah ruh spiritualitas yang solid. Sebab bagi kita, makna profesionalisme yang paling hakiki hanya akan punya makna jika ia dibalut oleh semangat spiritualisme yang kokoh. Inilah sebuah semangat yang selalu percaya bahwa segenap laku jejak kehidupan profesional kita selalu ditautkan pada pengabdian kepada Yang Maha Mencipta. Bahwa bekerja itu juga merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Sang Maha Pemberi Rezeki.

 

2.6  Pengertian data

Berikut merupakan kumpulan pengertian mengenai data menurut para ahli:

1.     Bernard (2012 : p130) Menurutnya data adalah fakta kasar mengenai orang, tempat, kejadian dan sesuatu yang penting diorganisasikan.

2.     Williams dan Sawyer (2007 : p25) Menurutnya data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang diolah menjadi informasi. Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa data adalah sekumpulan fakta ataupun angka dan dapat diolah menjadi informasi yang berguna.

 

2.7  Pengertian Overtime

Overtime adalah waktu kerja yang melebihi batas waktu kerja dalam aturan resmi pemerintahPemerintah Indonesia menetapkan batas waktu lembur adalah yang melebihi 7 jam sehari dan 40 jam dalam 1 minggu untuk 6 enam hari kerja dalam 1 minggu atau 8 jam sehari, dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 hari kerja dalam satu minggu atau waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi yang atau waktu kerja pada hari istirahat mingguan dan atau pada hari libur resmi yang ditetapkan pemerintah. International Labour Organization (ILO) juga mengatur mengenai waktu dan upah lembur untuk para pekerja di seluruh dunia. Namun ILO tetap mengalihkan kebijakan lembur ke masing-masing negara .( Peraturan Menteri no.102/MEN/VI/2004).

 

 

 

3.   Metodologi Penelitian

Untuk mempermudah penulis dalamm mendapatkan data yang dibutuhkan maka penulis menggunakan metode sebagai berikut :

3.1        Metode Pengumpulan Data

Beberapa metode untuk pengumpulan data dilakukan untuk memperlengkap dan mempertegas data yang dibutuhkan dalam pembuatan Sistem Monitoring Temuan 5S 3  Pilar dan Data Overtime Karyawan Di PT.XYZ, diantaranya ialah dengan cara :

1.           Penelitian Pustaka

Penelitian yang dilakukan penulis di perpustakaan untuk mendapatkan data yang teoritis. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah subjek yang diteliti, yaitu khususnya pada buku bacaan yang menjadi pembahasan dan saling keterhubungan dalam permasalahan yang dihadapi.

2.           Pengumpulan data dengan wawancara

Hal ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa data yang diperoleh benar – benar akurat, dan pada kesempatan ini penulis mewawancarai pada bagian kepegawaian untuk mengetahui proses yang berhubungan dengan kepegawaian.

3.           Observasi

Penulis melakukan survey dan pengamatan langsung di sekolah tersebut, khusunya bagian kepegawaian untuk memperoleh data-data primer beserta informasinya.

3.2        Metode Perancangan Sistem

Metode lainnya dalam pembuatan sistem informasi pengolahan data pegawai ini adalah metode perancangan sistem yang terdiri dari :

1.           Analisa Kebutuhan

Langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan data dalam tahap ini bisa melakukan sebuah penelitian, wawancara atau studi literatur. Sistem analis akan menggali informasi sebanyak-banyaknya dari user sehingga akan tercipta sebuah sistem komputer yang bisa melakukan tugas-tugas yang diinginkan oleh user tersebut. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirment atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembuatan sistem. Dokumen ini lah yang akan menjadi acuan sistem analis untuk menerjemahkan ke dalam bahasa pemrogram.

2.           Desain Sistem

Tahapan dimana dilakukan penuangan pikiran dan perancangan sistem terhadap solusi dari permasalahan yang ada dengan menggunakan perangkat pemodelan sistem seperti diagram alir data (data flow diagram), diagram hubungan entitas (entity relationship diagram) serta struktur dan bahasan data.

3.           Penulisan Kode Program

Penulisan kode program atau coding merupakan penerjemahan design dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Dilakukan oleh programmer yang akan meterjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan ini lah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu sistem. Dalam artian penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaik.

 4.           Pengujian Program

Tahapan akhir dimana sistem yang baru diuji kemampuan dan keefektifannya sehingga didapatkan kekurangan dan kelemahan sistem yang kemudian dilakukan pengkajian ulang dan perbaikan terhadap aplikasi menjadi lebih baik dan sempurna.

 5.           Penerapan Program dan Pemeliharaan Program

Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau sistem operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional.

 

 

 








Daftar Pustaka

Masaaki Imai. 1998. Genba Kaizen : Pendekatan Akal Sehat, Berbiaya Rendah Pada Manajemen. Jakarta, Pustaka Brinaman Pressindo.

Peraturan Menteri no.102/MEN/VI/2004

Temuan,Kamus Besar Bahsa Indonesia(KBBI)

Pakarkinerja.com

Bernard (2012 : p130)

Williams dan Sawyer (2007 : p25)

(Jogiyanto dalam Winarti, Dwi,Tanpa Tahun).

Prasetyo, Budi dkk. 2015.Perancangan  dan Pembuatan Sistem Informasi Gudang (Studi Kasus : PT.PLN (Persero) Area Surabaya Barat. Surabaya.

Jogiyanto, H. M. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Dalam Artikel Pengembangan Aplikasi Absensi Pegawai Berbasis Web dan Absensi Siswa Berbasis Sms Sma Negeri 1 Imogiri. (Dwi Winarti). Tanpa Tahun. Yogyakarta










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Visual Basic Array MultiDimensi

MAKALAH “SEJARAH INTERNET DAN WORLD WIDE WEB PERKEMBANGAN SERTA DAMPAK TERHADAP PENGGUNA”

Catatan Pertemuan Matakuliah Kapita Selekta